Kurikulum Prototipe yang digaungkan oleh Kementerian Pengajaran Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) telah diujicobakan di 2.500 sekolah yang tergabung dalam Program Sekolah Pelopor (PSP).

Tapi, tidak segala satuan pendidikan tingkat menengah atas masuk ke dalam Program Sekolah Pelopor karena penjaringan yang cukup ketat.

Diinfokannya sebelumnya, Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas (SMA), Dinas Pengajaran dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra), La Samahu mengatakan, untuk Sultra terdapat beberapa sekolah yang menjadi komponen dari PSP.

“Kurang lebih sebanyak 30 sekolah di Sulawesi Tenggara telah menjadi sekolah penggerak, dengan rincian terbanyak di Buton Selatan, Buton Tengah, dan Bombana,” katanya.

Walaupun demikian, apakah sekolah-sekolah yang tidak tergabung ke dalam Program Sekolah Pelopor langsung tidak diperkenankan menerapkan Kurikulum Prototipe?
Diwawancarai terpisah, Ketua Awam Dewan Pengajaran Sultra, Nur Alim menerangkan, kurikulum ini masih menjadi pilihan bagi satuan pendidikan sehingga boleh memilih untuk menerapkannya atau tidak.

Hal hal yang demikian lanjutnya, berlaku bagi sekolah yang tergabung dalam PSP ataupun yang tidak tergabung.

“Untuk saat ini, tahun 2022, Kurikulum Prototipe slot mahjong masih menjadi pilihan, tergantung kesiapan sekolah. Nanti tahun 2024 baru menjadi kurikulum nasional, serentak dilaksanakan,” ucapnya via jaringan telepon, Jumat (14/1/2022).

Mantan Rektor IAIN Kendari itu mengungkapkan, ada beberapa upaya yang bisa dilaksanakan jika ingin menerapkan Kurikulum Prototipe. Pertama, tentu kesiapan guru.

“Tentu untuk menerapkan kurikulum itu harus telah mengerti bagaimana cara kerjanya, mengerti apa tujuannya,” ujarnya.

Kedua, sosialisasi terhadap siswa-siswi dan orang tua perihal Kurikulum Prototipe.

“Bukan cuma itu, memberikan pemahaman berhubungan ini terhadap masyarakat awam dan stakeholder yang berkepentingan di bidang pendidikan juga penting,” sebut Nur Alim.

Di samping itu, sekolah juga perlu memenuhi sarana dan prasarana pantas yang diperlukan dalam kurikulum hal yang demikian.

Selanjutnya saat ditemui oleh Telisik.id, Kepala SMA 4 Kendari, Liyu mengatakan, meski tidak masuk dalam PSP tetapi pihaknya siap mengerjakan Kurikulum Prototipe.

“Nasihat terang SMA 4 Kendari terlebih, telah mulai mempersiapkan, ialah pembekalan terhadap guru Dia Konseling,” katanya.

Nasihat mengungkapkan, peran guru Dia Konseling (BK) saat ini amat tinggi, apalagi dalam pembimbingan dan pemilihan karir siswa-siswi kelas XI dan XII.

” Kurikulum Prototipe dipakai, maka tidak ada lagi pemilihan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, sehingga disinilah peran guru BK dalam memberi tuntunan siswa-siswi kita kira-kira punya atensi dan talenta di mana,” ujarnya.

error: Content is protected !!