Djoko Pekik merupakan seniman kondang asal Jogjakarta. Namanya menyeruak setelah karyanya berjudul Berburu Celeng laku hingga Rp 1 miliar.
Lukisan berjudul Berburu Celeng ini dibuat pada tahun 1998. Lukisan ini dibuat pada masa orde baru.
Pada lukisan itu menggambarkan rakyat yang bersorak-sorak ria. Mereka merayakan keberhasilannya karena berhasil menangkap celeng. “Keramaian khalayak menggotong celeng gemuk. Kegemilangan penangkapan celeng itu dirayakan dengan sejumlah orang yang menari dan merias slot777 wajahnya,” kata pria yang akrab disapa Pekik itu dikutip dari JawaPos.com.
Di dalam lukisan itu juga digambarkan latar belakang jembatan yang kala itu sebagai simbol kritik terhadap Presiden Soeharto atau disebut Bapak Pembangunan.
Dalam lukisan itu, Djoko Pekik merespon peristiwa orde baru. Djoko Pekik merayakan lengsernya Soeharto pada Mei 1998 dengan lukisan Berburu Celeng.
”Celeng itu kan apa saja doyan. Membabi buta. Perusak. Celeng itu seperti pemimpin yang penuh dengan angkara murka,” ujar pelukis yang sudah berkarir sejak 1960-an itu.
Perupa yang bergabung dengan Sanggar Bumi Tarung itu menyebutkan, lukisannya laku, dijual Rp 1 miliar. Nominal sebanyak itu merupakan harga lukisan termahal di era 1998.
Djoko Pekik merupakan, seniman yang sudah melewati tiga zaman pemerintahan Indonesia, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Peristiwa-peristiwa reformasi, dosa-dosa politikus, kehidupan yang serba represif, dan ketidakadilan dalam konteks sosioekonomi kerap dijadikan tema-tema yang dihadirkan para perupa dalam karyanya. Termasuk Djoko Pekik.
Tak hanya itu, karya-karya Djoko Pekik lainnya juga kerap diburon kolektor. Bahkan pada 2020 lalu, karyanya yang berjudul Petruk dadi Ratu, Semar Kusirnya dibeli Presiden Joko Widodo.
Baca Juga :
Yuk, Kenalan Sama Budaya Betawi Unik dan Autentik di Berbagai Sudut Jakarta
Seni Rupa Kontemporer: Pengertian, Sejarah, Ciri & Contoh